YKI Sumut Gelar Donor Darah, Nawal Minta Masyarakat Pahami Leukimia dan Thalasemia

YKI Sumut Gelar Donor Darah, Nawal Minta Masyarakat Pahami Leukimia dan Thalasemia

topmetro.news  – Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Sumatera Utara (Sumut) mengelar kegiatan Sosialiasi Thalasemia dan Leukemia, sekaligus Pelaksanaan Donor Darah di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah  Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41, Medan, Kamis (22/6/2023). Melalui kegiatan tersebut, YKI Sumut  mengajak masyarakat memahami penyakit leukimia dan thalasemia

Hadir di antaranya Ketua Bhayangkari Sumut Rita Panca Putra, Ketua Dharma Pertiwi Daerah A, Ny Intan Daniel Chardin, beserta jajaran serta pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sumut. Termasuk kehadiran narasumber utama kegiatan Sosialisasi Thalasemia dan Leukemia yakni Prof Bidasari Lubis dan Prof Ratna Akbari Ganie.

Dalam sambutannya, Ketua YKI Sumut Nawal Lubis menyampaikan, bahwa thalasemia dan leukemia adalah dua penyakit yang berhubungan dengan darah. Dan sangat membutuhkan penanganan yang serius. Serta memakan waktu yang lama dalam proses pengobatan atau perawatannya.

“Mengapa kegiatan sosialisasi ini penting kita lakukan, karena berdasarkan laporan dari pusat riset biologi Molekuler Eijkman, Indonesia masuk dalam kawasan sabuk thalasemia atau berisiko tinggi, dimana sebagian besar penduduknya sebagai pembawa sifat thalasemia, dimana penderitanya terus meningkat dari tahun ke tahun,” sebut Nawal Lubis.

Thalasemia sendiri, lanjutnya, adalah kelainan darah karena kurangnya hemoglobin (Hb) yang normal pada sel darah merah. Kelainan ini membuat penderitanya mengalami anemia atau kurang darah.

“Berdasarkan data Yayasan Thalasemia Indonesia, jumlah pederitanya dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2021 jumlah penderita sebanyak 10.973 jiwa,” ungkapnya.

Selanjutnya, Nawal juga menyebutkan, bahwa Leukemia merupakan penyakit kanker darah. Di mana menurut data tahun 2020, terdapat 474.519 kasus baru dan 311.594 kematian di seluruh dunia. Dengan kejadian paling banyak ditemukan di Negara Asia.

“Di Indonesia sendiri, menurut data WHO, pada 2019 terdapat 11.314 kematian yang diakibatkan oleh Leukemia, yang merupakan kanker dengan kasus kematian tertinggi nomor lima, setelah kanker paru-paru, payudara, serviks dan hati,” ungkapnya.

Nawal pun mengajak para peserta sosialisasi untuk mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh. Agar apa yang narasumber jelaskan tentang dua penyakit tersebut dapat di pahami. Hingga disebarluaskan kepada keluarga, kerabat, tetangga dan sesama anggota organisasi.

Usai membuka kegiatan sosialisasi, Nawal pun meninjau dan menyapa para pendonor yang memberikan darahnya. Dengan fasilitas dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan. Puluhan pendonor dari Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut dan unsur Forkopimda tampak antusias mendonorkan darahnya.

Sementara dalam paparannya, Prof Ratna Akbari Ganie menjelaskan, bahwa thalasemia dikarakteristikan berdasarkan derajat yang berbeda dari pembentukan sel darah merah yang tidak efektif dan peningkatan penghancuran sel darah merah. Beberapa ciri fisik, seperti pucat, pembesaran hati/limpa, jaundice/kuning dan perubahan wajah.

“Adapun tanda dan gejala thalasemia antara lain perubahan tulang/perawakan pendek, pubertas terlambat ditambah lagi mungkin riwayat keluarga,” jelas Ratna.

Sedangkan untuk pencegahannya sendiri, Ratna menyebutkan beberapa langkah pencegahan seperti memeriksa status (carrier) pembawa sebelum menikah, lakukan skrining bagi pasangan baru sebelum mempunyai keturunan, tidak dianjurkan menikah sesama pembawa thalassemia dan jika terlanjur, agar melakukan diagnosis prenatal.

Selama kegiatan, para pendonor hingga siang masih antusias datang menyumbangkan darahnya, dengan diberikan makanan sehat dan bingkisan dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI), serta disediakan pemeriksaan kesehatan gratis.

 

Penulis: Erris

Related posts

Leave a Comment